Banyak Warga Aborijin Alami Serangan Jantung

Sebagai pria aborijin, Riley tiga kali lebih mungkin alami penyakit jantung dibandingkan pria non aborijin.
Northern Territory (NT) dan Australia Barat mencatat kesenjangan terbesar dalam penbandingan rawat inap antara kedua kelompok masyarakat ini.
"Di tingkat nasional, kita tahu kesenjangan kesehatan jantung antara penduduk asli dan non pribumi Australia. Namun data baru ini menyadarkan kita betapa besarnya kesenjangan di sejumlah wilayah Australia," kata Jane Potter dari Yayasan Jantung.
Di NT, katanya, perempuan aborijin enam kali lebih banyak dirawat di rumah sakit karena gagal jantung dibandingkan perempuan non pribumi.
Seorang kardiolog di Darwin, Marcus Ilton, mengaku kaget dengan usia pasien aborijin yang sangat muda dan banyak di antaranya alami penyakit jantung rematik sejak kecil.
Dia menangani remaja usia 18 tahun yang mengalami kehamilan pertamanya dan sudah menjalani operasi katup.
"Sekarang katupnya sudah diperbaiki namun belum berfungsi dengan baik sehingga risiko kehamilannya semakin sulit," katanya.
Penyakit jantung rematik, kata Ilton, perlu mendapat perhatian. Di sisi lain penyakit ini juga mempengaruhi usia 20 dan 30 tahun.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia