Banyak yang Masih 'Gelap' di Seputar Inalum
Kamis, 27 Juni 2013 – 07:01 WIB
Persoalan ketiga, proses negosiasi antara tim RI dengan NAA masih alot. NAA ngotot penetapan nilai buku harus berdasar revaluasi aset. Kalau ini dituruti, maka uang yang harus dikeluarkan pemerintah RI untuk proses pengambilalihan, bakal membengkak.
"Kita mendorong tim nego agar tegas, harus berdasar nilai buku yang asli, bukan revaluasi aset karena uang Rp7 triliun itu sudah lebih dari cukup," tegas Nasril.
DPR, sambung Nasril, juga menyampaikan ke Menperin MS Hidayat saat rapat Selasa, agar begitu Inalum diambil alih, sudah tidak ada peran apa pun NAA dalam proses pengelolaannya pasca habis kontrak Oktober 2013.
Persoalan keempat, belum ada kejelasan mengenai berapa share saham Inalum yang akan diberikan ke Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota di sekitar Danau Toba.
JAKARTA - Masih banyak persoalan di seputar rencana pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) oleh pemerintah Indonesia pascahabis kontrak
BERITA TERKAIT
- Bahas Swasembada Jagung, Mentan Amran Diskusi dengan Kapolri Jenderal Listyo
- 31 TJSL 2024 dari SPSL Berdampak Luas Bagi Masyarakat
- CPM dan DPRD Tegaskan Legalitas Aktivitas PT AKM di Poboya
- Target Beroperasi 2027, Pabrik Semen Baru di Papua Siap Garap Indonesia Timur
- Begini Kronologi iPhone 16 Masuk ke Indonesia
- Jangan Kaget, Sebegini Total Duit yang Dikeluarkan Pemerintah untuk IKN