Banyak yang Minta Prof Budi Dipecat, Ini Sikap ITK Balikpapan
jpnn.com, BALIKPAPAN - Publik sempat dibuat geger dengan tulisan status di Facebook milik Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santoso Purwakartiko. Dalam tulisannya itu, sang guru besar ITK singgung perempuan menggunakan penutup kepala (hijab) ala manusia gurun.
Pernyataannya itu dianggap mengandung unsur SARA dan rasis. Akibatnya, Prof Budi banyak menerima kecamaan dari masyarakat. Tidak hanya itu, dia juga sudah dilaporkan ke polisi. Bahkan sampai dituntut mundur dari jabatan Rektor oleh mahasiswanya sendiri.
Kendati sudah membuat kegaduhan, tetapi pihak ITK Balikpapan, Kalimantan Timur kalau hal tersebut tidak berdampak apapun bagi jabatan Prof Budi sebagai Rektor dan tetap bisa menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
"Hingga saat ini Prof Budi tetap aktif di ITK Balikpapan. Beliau saat ini juga mendampingi prodi-prodi di ITK dan sedang menyusun akreditasi internasional," ucap Ketua Senat ITK Nurul Widiastuti dalam rilisnya, Jumat (13/5).
Nurul menjelaskan, keputusan terkait posisi jabatan Prof Budi sebagai Rektor sepenuhnya menjadi wewenang dari Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Dalam forum rapat senat juga memutuskan jika penyelesaian masalah akan dilanjutkan oleh ITS Surabaya. Dengan pertimbangan Prof Budi Santosa merupakan dosen yang memiliki homebase di ITS Surabaya.
"Prof Budi itu homebasenya di ITS, dan yang mempunyai wewenang mengenai proses ini ITS Surabaya, ITK sendiri sudah mengirim surat ke ITS pada 9 Mei, guna penyelesaian lebih lanjut sesuai aturan dan kode etik sesuai ITS," jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Nurul menyampaikan permintaan maaf yang disampaikan Rektor ITK di dalam forum rapat senat di ITK. "Prof Budi Santosa sampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya civitas akademika ITK," kata Nurul.
Meski sudah membuat kegaduhan melalui tulisan status mengandung Sara dan Rasis, Prof Budi Santoso dipastikan tetap menjabat sebagai Rektor ITK.
- Cagub Riau Abdul Wahid: Pilihlah Pemimpin yang Tidak Money Politik dan Menyebar Isu Sara
- Pria Asal Jember Ini Berani Sebut Warga NU Bodoh di Medsos, Begini Jadinya
- Bawaslu: Isu SARA Masih Rawan Terjadi di Pilkada 2024
- Ahmad Sahroni Yakin Polri Bisa Maksimal Menjaga Keamanan Selama Pilkada
- Cegah Isu Memecah Belah, Polresta Pekanbaru Gandeng Pegiat Medsos Tangkal Hoaks
- Soal Jilbab, Dirut RS Medistra Beri Klarifikasi Agar Tidak Menimbulkan Salah Persepsi