Banyaknya Pengangguran Dipicu Sarjana Ogah Pulang Kampung
Menanggapi permasalahan itu, Direktur Polinema Drs Awan Setiawan MMT MM bakal mempersiapkan beberapa strategi khusus untuk membantu para lulusannya agar siap di dunia kerja.
”Yang jelas bukan hanya ijazah atau SKPI (surat keterangan pendamping ijazah). Kita juga bakal siapkan sertifikasi kompetensi,” ungkap direktur Polinema periode 2017-2021 tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, sertifikasi tersebut bukan sekadar secarik kertas pelengkap ijazah. ”Bukan dari lembaga ecek-ecek, tapi dari lembaga kredibel,” tandas Awan.
Dia menjelaskan, pihaknya telah menggandeng Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan beberapa lembaga kredibel lainnya. ”Dengan tambahan sertifikat kompetensi kan otomatis bisa bersaing,” imbuhnya.
Selain sertifikasi, pihaknya bekerja sama dengan industri. Dengan begitu, sebelum wisuda, 70 persen mahasiswa sudah mendapatkan pekerjaan. ”Target selanjutnya 80 persen,” ucapnya optimistis.
Tak hanya itu, pihaknya kerap kali menjembatani antara industri dan mahasiswa dengan menggelar job fair.
Tak hanya itu, dia bakal lebih menekankan pada kerja sama dengan industri. ”Nantinya 50 persen dosen-dosen Polinema akan diisi para ahli dari industri,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, hal itu merupakan target pada 2019. Kurikulum juga menjadi catatan direktur Polinema itu.
Wakil Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, angka pengangguran terbanyak dari mahasiswa luar kota yang kuliah di Malang.
- Debat Pilgub Banten, Paslon Nomor Urut 1 & 2 Adu Gagasan Soal Pengentasan Pengangguran
- Angka Pengangguran Capai 7,2 Juta, Paling Banyak SMK
- Andra-Dimyati Pakai Jurus Ini untuk Mengatasi Permasalahan Pengangguran di Banten
- Bawaslu DKI Panggil Lagi Suswono soal Pernyataan Janda Kaya Nikahi Pengangguran
- Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang
- Bamsoet Dorong Industri Penjualan Langsung untuk Mengatasi Pengangguran di Indonesia