Barang Impor Diseleksi Ketat dengan SNI
Selasa, 05 Januari 2010 – 20:05 WIB
JAKARTA—Menteri Perindustrian MS Hidayat menegaskan, pihaknya saat ini menunggu jawaban dari pihak Menko Perekonomian Hatta Radjasa mengenai negoisasi Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA). “Surat itu sudah diserahkan kepada Menko Perekonomian. Jadi, nanti Menko yang akan menugaskan dan mengkomunikasikan mengenai masalah ini. Tetapi bagaimana perundingannya, nanti akan dilakukan oleh tim dari Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan,” jelas MS Hidayat di Jakarta, Selasa (5/1).
Di dalam perundingan tersebut, terang Hidayat, tentunya yang dibahas fokus masalah Asean-China. “Kita sudah memberikan modifikasi atau perubahan dari pos-pos tarif. Namun di luar pos tarif tersebut, yang terpenting adalah keselamatan industri,” paparnya. Dengan kondisi demikian, Hidayat memaparkan bahwa Indonesia harus menciptakan ekonomi yang kompetitif, biaya menjadi rendah, menghapus segala hambatan dan pungutan-pungutan, serta penurunan bunga bank.
Baca Juga:
Selain itu, Hidayat juga menjelaskan akan menetapkan hambatan non tarif yakni berupa penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Semua barang impor yang masuk akan diverifikasi apakah sesuai dengan SNI yang diterapkan. Menurutnya, perangkat tersebut sudah tersedia dan siap untuk diaktifkan, namun belum maksimal.
“Sekarang akan kita aktifkan perangkat tersebut, termasuk anti dumping dan safeguard. Kita harus proaktif menyeleksi barang-barang impor sesuai SNI,”imbuh Hidayat. (cha/gus/jpnn)
JAKARTA—Menteri Perindustrian MS Hidayat menegaskan, pihaknya saat ini menunggu jawaban dari pihak Menko Perekonomian Hatta Radjasa mengenai
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Jembatani Kebutuhan Diaspora, Master Bagasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
- Harga Emas Antam Hari Ini 7 Januari 2025 Turun Tipis, Berikut Daftarnya
- Realisasi APBN untuk Subsidi BBM hingga Listrik 2024 Capai Rp 434,3 Triliun
- Pemkab Sukoharjo Sebut 7.000 Lowongan Kerja Siap Menampung Eks Karyawan Sritex
- Pakar Dorong Apple Segera Bangun Pabrik di Indonesia
- Dana Kelola Tembus Rp50 Triliun di Akhir 2024, Wujud Kepercayaan Investor pada BRI-MI