Barangoroo Point, Terminal Peti Kemas yang Jadi Taman Kota di Sydney

Barangoroo Point, Terminal Peti Kemas yang Jadi Taman Kota di Sydney
Barangoroo Point, Terminal Peti Kemas yang Jadi Taman Kota di Sydney

Perlu nafas yang kuat meniupnya, pipi Clarence sampai menggembung-gembung seperti bakpao mini atau bola pingpong. Suara yang keluar unik dan bernada rendah, seperti paduan suara dengungan lebah. Konon semakin panjang alat musik ini, akan semakin rendah nadanya.

"Orang Australia menyebutnya 'didgeridoo' karena suara yang keluar itu seperti 'didgeridoo-didgeridoo-didgeridoo'," celoteh Clarence yang diwawancara jurnalis Indonesia di Barangoroo Point, atas undangan Australia Plus ABC International pada September 2015 lalu.

Pagelaran seni dan budaya, utamanya Aborigin juga salah satu program yang akan digelar di taman kota ini. Titik yang dulunya termasuk salah satu lokasi pertama kolonisasi orang-orang Inggris pada awal abad ke-19. Nama taman Barangoroo ini juga diambil dari nama tokoh Aborigin di masa lalu.

"Barangoroo adalah perempuan berpengaruh Aborigin, dulu, sebelum era kolonisasi, dia memimpin 15 ribu orang Aborigin. Nama "Barangoroo" ini dipilih dari kompetisi khusus untuk penamaan wilayah ini," tutur Marie yang juga keturunan Aborigin.

*Dapatkan kesempatan memenangkan boneka beruang Bobbie, khas Australia, yang memiliki harum bunga lavender dengan menceritakan apa yang paling Anda sukai dari Australia. Caranya? Tulis di akun Twitter Anda dengan tag #JendelaAustralia. Ikuti akun @APlusIndonesia untuk mengetahui pemenangnya. 


Ada banyak cara menghadirkan ruang terbuka hijau di kota. Seperti di Sydney, New South Wales, Australia, ada bekas terminal peti kemas yang 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News