Barata Indonesia Kejar Sisa Target Pendapatan Rp 1,5 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - PT Barata Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun ini.
Pada semester pertama 2018 lalu, total pendapatan telah lebih dari Rp 1 triliun.
’’Kami optimistis cukup baik. Tahun lalu kami dapat order naik 360 persen. Sangat signifikan growth-nya, support BUMN, swasta lokal, dan mitra sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan,’’ ujar Direktur Utama PT Barata Silmy Karim, Kamis (2/8).
Kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari komponen pembangkit listrik 40 persen.
Sisanya dari pabrik gula, industri minyak dan gas, serta komponen-komponen lain.
Di sisi lain, perusahaan pelat merah itu mengakuisisi pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components dengan nilai aset EUR 20 juta atau sekitar Rp 336 miliar.
Masih rendahnya tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di proyek pembangkit listrik tanah air membuat Barata memilih mengakuisisi pabrik komponen listrik di Cilegon, Banten, tersebut.
Silmy menyatakan, akuisisi itu diharapkan mendorong penggunaan komponen dalam negeri untuk proyek pembangkit listrik di Indonesia.
PT Barata Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun ini.
- Industri Nikel di Indonesia Makin Mantap Gunakan Energi Bersih
- Karya Engineer PLN IP Kembali Dilirik Perusahaan Energi Thailand
- PLN Rampungkan Tahap Kunci Pengadaan Lahan PLTP Ulumbu, Proyek Energi Bersih Dikebut
- Diperlukan Regulasi Khusus untuk Penanganan Emisi CO2 dengan Pemanfaatan Teknologi CCS
- PLN Indonesia Power Berkomitmen Perkuat Ekosistem Hidrogen dari Hulu ke Hilir
- Pertamina NRE Menaikkan Investasi 8 Kali Lipat Demi Kejar Target 6 GW di 2029