Bareskrim Bongkar Sindikat Penipuan Online yang Dikendalikan Narapidana
Dedi menambahkan, dalam aksinya, HAS mengaku sebagai pejabat KPKNL. HAS juga melakukan bujuk rayu dan menipu para korban untuk melakukan pembelian mobil Ielang.
“Ketika menghubungi korban, tersangka menggunakan tampilan foto profil salah satu pejabat dari KPKNL dengan tujuan membuat yakin targetnya,” sambung Dedi.
Dari hasil penipuan online, para tersangka mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1.170.000.000.000.
Selain melakukan penangkapan, polisi juga menyita 15 unit telepon genggam, dua buku tabungan rekening Bank Mandiri, dua ATM Bank Mandiri, enam ATM BNI, tiga ATM BCA, dan satu ATM BRI..
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 45 huruf A ayat (1) jo Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 82 dan 85 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2011 tentang Transfer Dana dan atau Pasal 3, 4, 5, dan pasal 10 UU RI nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 20 dan denda Rp 10 miliar. (cuy/jpnn)
Para tersangka melakukan penipuan online dengan menggunakan WhatsApp yang mengatasnamakan dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Chandra Soroti Arah Kebijakan Amnesti 44 Ribu Narapidana Era Prabowo
- Budi Arie Diperiksa Bareskrim, Habiburokhman Gerindra Merespons Begini
- Kasus Investasi Bodong Robot Trading Net89, Bareskrim Sita Aset Rp 200 Miliar di Bali
- Bareskrim Diminta Ungkap Keterlibatan Pelaku Lain di Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB
- Duh, Ratna Sarumpaet Dilaporkan Cucunya Gegara Warisan