Bareskrim Polri Dalami Dugaan Keterlibatan Gubernur Bengkulu

jpnn.com - JAKARTA - Kasus dugaan korupsi pembayaran honor tim pembina Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Bengkulu yang telah mengantar sejumlah orang jadi pesakitan tak membuat polisi berhenti. Kini, Bareskrim Polri justru terus mengembangkan kasus dugaan korupsi yang diduga merugikan negara hingga Rp 5,6 miliar itu.
Dalam kasus itu, tiga orang terdakwa yakni Zulman Zuhri Amran, Hisar C Sihotang dan Darmawi telah divonis bersalah. Meski demikian, Bareskrim Polri terus mengembangkan penyidikan kasus yang diduga menyeret Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah itu.
Menurut Direktur Tipikor Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Ahmad Wiyagus, pengembangan penyidikan itu karena polisi memang memegang keterangan dari saksi-saksi baik yang menyandang status tersangka maupun terdakwa. "Hal itu didasari atas hasil pengembangan penyidikan tersangka dan terdakwa," ujar Wiyagus saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (23/4).
Sebelumnya, Junaidi juga pernah diperiksa oleh tim penyidik Polda Bengkulu. Pemeriksaan terhadap Gubernur Bengkulu itu merupakan pengembangan penyidikan dan fakta di persidangan yang menyebut tindak pidana korupsi ini muncul akibat dari SK Gubernur Bengkulu No.Z.17.XXXVII tahun 2011, tentang Tim Pembina Manejemen RSUD M. Yunus.
Berdasarkan SK itu, maka pembagian uang jasa tim pembina antara lain 16 persen untuk gubernur dan 13 persen untuk wakil gubernur. Sementara dananya diambil dari dana jasa pelayanan dan perawatan pasien RSUD dr. M. Yunus.(rmo/jpnn)
JAKARTA - Kasus dugaan korupsi pembayaran honor tim pembina Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Bengkulu yang telah mengantar sejumlah orang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bakar Semangat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Manfaatkan Kebijakan Inovatif
- Pelayanan Celltech Stem Cell Hadir di RS Pusat Pertahanan Negara
- Setelah 7 Bulan Menderita, Maesaroh Kembali ke Indonesia dengan Bantuan Sarifah Ainun
- Jakarta Kena Efisiensi Rp 38 Miliar, Rano Karno: Enggak Besar
- Sespimmen Polri 2025 Tingkatkan Kemampuan Manajerial Peserta Didik
- Peduli Kesehatan Warga, Polres Banyuasin Resmikan Ambulans Air