Baridin Dibekuk, Nama-Nama Baru Jadi Target
Jumat, 25 Desember 2009 – 07:02 WIB
Suara langkah kaki tersebut, menurut Samino terdengar cukup lama. Dia memperkirakan ada lebih dari 10 orang. Hingga pagi harinya, sekitar pukul 06.00, dia mengaku tidak mendapatkan Baridin di gubuknya. "Saya baru tahu kalau Baridin ditangkap setelah ada polisi dan warga yang datang ke gubuk Baridin," katanya. Selama berada di Kampung Banyuasih, menurut Samino, Baridin menggunakan nama samaran Usmani dengan panggilan Usman, termasuk mengaku berasal dari Sleman, Jogjakarta. Samino mengaku percaya dengan semua yang diceritakan Baridin terkait asal-usulnya. "Karena dari logat bicaranya juga memang kental dengan logat Jawa. Saya tidak pernah menonton televisi karena di sini tidak ada televisi. Jadi saya tidak mengenali wajahnya dengan baik," jelasnya.
Kebanyakan warga juga tidak menyangka Baridin alias Usmani tersebut adalah teroris buronan polisi. Namun, menurut Firoh (55), orang yang bersedia menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal Baridin saat kali pertama buron Densus 88 itu menginjakan kakinya di Kampung Banyuasih, mengaku sempat diingatkan warga bahwa Baridin mirip dengan salah satu foto teroris yang ditayangkan televisi.
Namun, karena saat itu melihat Baridin berperilaku baik, rajin mengaji dan salat di Masjid, maka kecurigaan tersebut hilang. Apalagi, lanjutnya, tidak ada bukti yang kuat untuk menuduh Baridin sebagai anggota teroris saat itu. "Saya sempat diingatkan beberapa warga bahwa Usman mirip foto anggota teroris, tapi saya tidak tahu cara membuktikannya, makanya dibiarkan saja, lagi pula orangnya juga baik dan rajin salat. Anak saya setiap malam belajar mengaji kepadanya," jelas Firoh.
Sebelum tinggal di rumah Firoh, Baridin sempat menginap satu malam di rumah Tatang, seorang nelayan. Bahkan, Tatang sempat mengajak Baridin melaut mencari ikan. Saat itu, Baridin mengalami mabuk laut berat sehingga profesi baru yang dijajakinya itu dihentikan. Baridin akhirnya memilih menjadi buruh tani di kebun semangka setelah diajak warga sekitar hingga akhirnya dia menjadi pembuat gula dan tinggal di rumah Firoh kurang lebih 50 hari.
GARUT - Pelarian buron polisi Baharudin Latief alias Baridin, mertua gembong teroris Noordin M. Top yang tewas ditembak Densus 88 di Mojosongo, Solo
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak
- Lemhannas Berharap Bisa Berkontribusi di Penyusunan Perencanaan Program Pembangunan Nasional