Barong Bola
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Alvand berhasil mendapatkan apa yang saya idamkan: nobar di sport cafe terbesar di Tiongkok –rasanya terbesar di dunia. Di Jing An –sport & fitness center. Di pusat kota Shanghai.
Di negara mana pun saya berusaha nonton saat klub sepak bola Inggris yang satu itu bermain. Jam berapa pun. Seperti kemarin itu: pukul 23.30 baru mulai. Berarti jam 01.30 baru berakhir. Masih harus lihat pesta kemenangannya. Satu jam kemudian baru tiba kembali di hotel.
Praktis, pukul 02.30 baru bisa naik ranjang, padahal kongres barongsai dimulai pukul 08.00.
Sebenarnya saya sudah menawarkan ke Alvand untuk pulang setelah babak pertama selesai. Toh, tim itu sudah menang 4-1. Sudah pasti jadi juara liga Inggris.
Dan lagi Alvand bukanlah penggemar bola. Belum pernah nobar seperti itu. Saya khawatir dia bosan. Mengantuk. Atau pura-pura tidak mengantuk hanya karena sungkan kepada saya.
Ternyata di babak pertama tadi Alvand banyak browsing: apa itu Liverpool. Siapa saja pemainnya. Saat Mo Salah ber-selfie bersama penonton dia sudah bisa bertanya: itukah yang cetak gol terbanyak Liga Inggris.
Ternyata dia menikmati nobar ini. Mungkin karena suasananya mirip di stadion. Banyak spanduk, selendang, dan teriakan mendukung klub itu. Juga selalu riuh dengan nyanyian-nyanyian supporter-nya.
Dia tidak mau pulang. Saya pun senang. Saya akan bisa melihat pesta seperti apa di akhir pertandingan.