Baru Dilantik, Presiden Sri Lanka Langsung Berlakukan Status Darurat
jpnn.com, KOLOMBO - Penjabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah mengumumkan keadaan darurat, menurut pernyataan resmi pemerintah setempat pada Minggu (17/7) malam.
Keadaan darurat itu ditetapkan ketika pemerintahan Wickremesinghe berusaha memadamkan kerusuhan sosial dan mengatasi krisis ekonomi yang mencengkeram Sri Lanka.
"Adalah bijaksana, untuk menyatakan demikian (keadaan darurat), demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan tersedianya pasokan dan layanan penting bagi kehidupan masyarakat," kata pernyataan itu.
Presiden Sri Lanka yang terguling, Gotabaya Rajapaksa, sebelumnya mengatakan dia mengambil "semua langkah yang mungkin" untuk mencegah krisis ekonomi yang melanda negara pulau itu.
Dia melarikan diri ke luar negeri pekan lalu untuk menghindari pemberontakan rakyat terhadap pemerintahnya.
Dia terbang ke Maladewa dan kemudian Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa anti-pemerintah turun ke jalan-jalan di Kolombo pekan lalu dan menduduki kediaman dan kantor resmi pemerintah.
Pengunduran dirinya diterima parlemen pada Jumat.
Parlemen Sri Lanka bertemu pada Sabtu untuk memulai proses pemilihan presiden baru, dan pada hari itu, pengiriman bahan bakar tiba untuk membantu meredakan krisis di negara itu.
Penjabat Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah mengumumkan keadaan darurat, menurut pernyataan resmi pemerintah setempat pada Minggu (17/7) malam.
- Kabur dari Amuk Massa, Eks Presiden Sri Lanka Minta Izin Masuk Thailand
- Sri Lanka Punya Presiden Baru, Tugasnya Berat Banget
- Presiden Sri Langka Mengundurkan Diri, Siapa Penggantinya?
- Presiden Gotabaya Tepati Janjinya, Rakyat Sri Lanka Langsung Berpesta
- WNI di Sri Lanka Diimbau Hindari Unjuk Rasa dan Membatasi Perjalanan di Luar Rumah
- Presiden Sri Lanka Kabur ke Luar Negeri, Massa Belum Puas, Pejabat Ini Target Selanjutnya