Baru Terbang 2 Bulan, Pesawat JT 610 Diduga Alami Masalah Teknis

Data yang diperoleh dari lokasi kejadian, menurut Gerry, membuat dugaan mengarah ke kendala pengukuran kecepatan.
"Nah kita curiganya itu berhubungan dengan apa yang rusak pada pesawat dalam penerbangan kali ini (JT 610). Itu masih kecurigaan karena data yang kita lihat dari yang banyak beredar itu konsisten dengan masalah di pengukuran kecepatan. Bukan artinya pasti itu tapi behaviour-nya konsisten dengan kejadian seperti itu," jelasnya kepada ABC melalui sambungan telepon.
Dalam unggahan Twitter-nya (29/10/2018), Gerry mengatakan kemungkinan pesawat itu jatuh dan berbenturan sangat keras dengan air.
"Saya sudah melihat puing #JT610/ #LNI610. Tampaknya pesawat berbenturan sangat keras dengan air dalam kecepatan tinggi. Ini konsisten dengan data ADSB (Automatic dependent surveillance - broadcast) yang diperoleh dari berbagai sumber. Semoga mereka (penumpang dan awak) beristirahat dengan tenang," tulisnya dalam bahasa Inggris.

Keluarga korban diharap tenang
Merespon jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Presiden Joko Widodo sempat memberikan keterangan pers singkat di sela-sela 'Konferensi Laut Kita" di Bali (29/10/2018).
Presiden Jokowi berharap keluarga korban untuk tetap tenang menunggu hasil penyelidikan.
"Saya merasakan kerisauan yang mendalam dari keluarga korban. Namun kita berharap keluarga bisa tenang menunggu tim SAR yang sekarang bekerja keras di lokasi kejadian. Dan (saya) juga memerintahkan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) untuk melakukan penyelidikan terhadap peristiwa ini dan segera menyampaikan hasil penyelidikannya."
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia