Basarah: Nabi Muhammad tidak Pernah Mengubah Redaksi Azan dengan Kata Jihad

Saat Abdullah meminta genta itu untuk dijadikan alat pemanggil salat, lelaki dalam mimpi itu kemudian menawarkan lafal-lafal azan sebagai penggantinya.
Lelaki dalam mimpi itu berkata kepada Abdullah bin Zaid, “Bila engkau hendak berdiri shalat maka ucapkanlah, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar. Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadarrasullulah. Hayya ‘alash sholah (2 kali). Hayya ‘alal falah (2 kali). Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah.”
Ahmad Basarah menjelaskan, keesokan harinya Abdullah bin Zaid menghadap Nabi Muhammad SAW dan mengabarkan mimpinya tadi. Rasulullah SAW mendengarkan cerita Abdullah dengan seksama, lalu bersabda, “Sesungguhnya mimpi itu benar. Insyaallah. Maka, berdirilah (pergilah) kau kepada Bilal karena suara Bilal itu lebih tinggi dan lebih panjang, lalu ajarkan Bilal apa yang telah disampaikan lelaki dalam mimpi itu kepadamu dan hendaklah bilal memanggil orang bersalat dengan sedemikian itu.”
Setelah Bilal menyerukan azan seperti yang diajarkan Abdullah bin Umar, Umar bin Khaththab kemudian datang tergesa-gesa kepada Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, demi Zat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh samalam saya telah bermimpi sebagaimana yang diucapkan Bilal.” Mendengar ucapan Umar itu, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Segala puji bagi Allah, demikian itulah yang lebih tetap.”
Berdasarkan kisah turunnya wahyu azan itu, Basarah menegaskan bahwa sesuai keyakinan umat Islam di seluruh dunia, kalimat-kalimat dalam azan itu adalah seperti yang sering diperdengarkan di masjid-masjid di Indonesia dan seluruh dunia, termasuk Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
"Jadi, kalau ada yang mengubahnya dengan hayya alal jihaad, itu pasti sudah mengubah ajaran Islam. Itu bidah,’’ kata wakil ketua Lazisnu PBNU itu.
Menurut Basarah, bila ada sekompok orang yang mengubah lafal azan menjadi ‘’hayya alal jihad, sebaiknya mereka hentikan.
Dia menegaskan bahwa apa yang dilalukan itu hanya akan berakibat memecah belah umat Islam.
Ahmad Basarah menyebut mengubah azan bertentangan dengan azan dua masjid suci umat Islam sedunia, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
- Ketua MPR: Tindakan Kelompok Radikal Bisa Ciderai Perjuangan Rakyat Palestina