Basaria Panjaitan, Satu-satunya Jenderal Wanita di Polri
Lembut tapi Disegani Mafia
Senin, 25 Oktober 2010 – 11:12 WIB
Dia menuturkan, kelembutan Basaria dalam memberikan komando membuat anak buahnya bekerja tanpa tekanan dan bisa maksimal. "Kalau sudah diperintahkan A, bagaimanapun caranya A itu harus sukses," kenangnya.
Setelah sukses dari Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri. Dia menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim. Lalu, Basaria dipercaya sebagai kepala Pusat Provos Polri yang dikenal sebagai satuan angker karena punya kewenangan menindak polisi "nakal". Saat menjabat sebagai Kapusprovos, Basaria mempunyai tugas yang tidak ringan. Yakni, memeriksa tindakan tidak disiplin kerja yang diduga dilakukan Komjen Susno Duadji.
Setelah itu, dia menjadi kepala Biro Logistik Polri dan sekarang menjadi pengajar di Sespim, Lembang, Jawa Barat. "Prinsip saya, di mana pun ditempatkan harus sungguh-sungguh. Menjadi wanita itu bukan halangan untuk meraih puncak prestasi," tuturnya.
Awal karir perempuan kelahiran 1957 itu dimulai ketika dia meraih gelar"sarjana hukum dari Universitas Jayabaya pada 1984. Saat itu tak ada di benaknya akan menjadi seorang polisi. Orang tuanya serta tujuh saudaranya juga tidak menjadi polisi. "Saya ini orangnya tipe pekerja. Saat itu saya hanya berpikir, selesai kuliah harus bekerja," kata bungsu di antara delapan bersaudara tersebut.
JIKA hanya melihat wajah dan penampilannya dalam seragam Polwan, mungkin orang akan mengira Brigjen Pol Basaria Panjaitan adalah seorang yang tegas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408