Batal ke MK, Kubu Foke-Nara Kritisi Kinerja KPU DKI
Rabu, 03 Oktober 2012 – 17:34 WIB
Selain itu perundang-undangan terkait pilkada DKI juga dinilai ketinggalan jaman dan usang. Menurut Dasril, banyak hal-hal penting yang tidak diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Hal ini menyebabkan terjadinya 'recht vacum' atau kekosongan peraturan.
"Contohnya tidak ada regulasi tentang dana kampanye putaran kedua, iklan atau informasi melalui media sosial yang tidak dapat difilter. Tidak ada kontrol atas social media sehingga sedikit banyak itu dapat mempengaruhi warga dalam memilih," ucap Dasril.
Kecurangan pihak pasangan calon juga mendapat sorotan tim Foke-Nara. Diantaranya, temuan joki yang menggunakan surat undangan milik orang lain, serta modus money politic menggunakan foto dan sobekan surat suara sebagai bukti.
Sementara itu Ketua Tim Advokasi Foke-Nara, Zamakh Sari mengatakan bahwa awalnya catatan-catatan ini akan digunakan untuk menggugat ke MK. Namun, gugatan hasil pilkada DKI ke MK itu urung dilakukan.
JAKARTA - Kubu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli atau yang lebih dikenal dengan sebutan Foke-Nara memang tak jadi menggugat hasil Pemilukada DKI Jakarta
BERITA TERKAIT
- Data dari Laman KPU: Pramono-Rano Unggul, Kantongi 50,07 Persen Suara
- Rusuh Pilkada, 94 Orang Terluka 40 Rumah Dibakar
- Pernyataan Penjabat ini Tentang Hasil Pilkada Patut Jadi Contoh
- Dihubungi SBY dan AHY, Calon Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho Dapat Ucapan Selamat
- PDIP Keok di Kandang Sendiri karena Prabowo dan Jokowi
- Hasil Quick Count Poltracking untuk Pilgub Jatim: Khofifah-Emil Menang Telak 59,22 Persen