Batam Ini Maunya Apa? Apakah Mau Jadi seperti Jawa? Hatanto: Tinggal Pilih...
"Pengolahan hengkang karena resah, banyak moral hazard, banyak OTT," jelasnya lagi.
Disamping itu, untuk mendukung industri, fasilitas untuk ekspor harus ditingkatkan begitu juga penerapan tarif pelabuhan yang kompetitif. Kemudian dilanjutkan dengan membangun pelabuhan yang representatif.
"Pelabuhan begitu kecil tidak terpelihara. Beli bahan mentah di Batam, tak bisa langsung ke sini. Ada ribuan kontainer tak bisa masuk Batam, karena pelabuhannya 'ketek'," ungkapnya.
Ribuan kontainer yang ingin masuk ke Batam terpaksa harus menepi dulu ke Singapura supaya bisa dimuati ke kapal-kapal yang lebih kecil. Untuk melakukan ekspor pun sulit, karena pelabuhan yang kecil.
"Makanya pelabuhan itu penting. Jika ke Singapura lagi, biayanya akan tinggi," katanya.
Dan untuk mendukung kebutuhan industri, maka sumber daya manusia (SDM) berkualitas harus dimaksimalkan karena industri berteknologi tinggi membutuhkan SDM dengan persyaratan yang ditentukan sesuai kebutuhan mereka.
"Kita mau mendorong industri masa depan, bukan industri lima tahun ke depan hengkang. Sanyo itu hengkang karena teknologinya kalah saing," jelasnya.
Dan terakhir adalah masalah ketersediaan lahan. "Yang terakhir tentu saja ketersediaan lahan. Jika pelabuhan sudah efisien, kalau lahan tak ada mau ngapain," katanya.(leo/cr13)
Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro mengatakan BP Batam adalah aparat pemerintah pusat dan siap melaksanakan apapun keputusan yang ditetapkan
Redaktur & Reporter : Budi
- Penjelasan Polisi Terkait Kronologi Bentrokan Warga dengan Pekerja di Rempang Galang Batam
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Sebegini Nilai Terbaru Investasi di IKN, Bikin Kaget
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Bank Digital Kian Bermunculan, BNC Beber Strategi Jitu, Simak