Batam Kekurangan Lahan untuk Lokasi Baru Industri
Kamis, 22 Maret 2012 – 03:03 WIB

Batam Kekurangan Lahan untuk Lokasi Baru Industri
Selain masalah lahan, terhambatnya investasi di Batam karena Bea Cukai Batam terkesan terlalu powerfull, padahal semestinya BP Kawasan lah yang harus memiliki kewenangan lebih dalah hal kepabenanan, ekspor impor di Batam. Ditambahkannya, saat ini BC Batam terlalu banyak 'titipan' kewenangan dari berbagai kementerian/lembaga departemen seperti departemen pertanian tentang bahan pengolahan makanan, dari Kementerian Perhubungan tentang importir navigasi kapal, dan lain sebagainya.
Kennedy juga mengatakan, 'titipan-titipan' tersebut berpotensi menghambat pelaksanaan perizinan yang seharusnya menjadi tugas BC. Ia berharap kalau pun ada titipan tersebut, harusnya titipan itu diberikan ke BP Kawasan.
Jhon F Kennedy mengatakan ancaman negara lain yang perlu diwaspadai dalam hal investasi adalah Iskandar Regional Development Authority, Malaysia. Menurutnya, saat ini Iskandar sedang mengalami pertumbunan investasi yang luar biasa.
Bahkan pemilik modal luar negeri banyak yang tertarik untuk menanamkan modal atau berinvestasi di sana. "Kalau pemerintah tidak memperbaiki sistemnya, dan tidak berbenah bukan tidak mungkin investasi di Batam akan tergerus oleh perkembangan Iskandar. Saya mendengar sudah ada pengusaha di Batam yang sudah ditawari berinvestasi di sana,"katanya.(jpnn)
BATAM - Keterbatasan lahan untuk pendirian perusahaan baru dan regulasi investasi yang berbelit dianggap menjadi penghambat perkembangan investasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas
- Farhan Bimbang Tindak Tegas Kusir Delman yang Getok Tarif Tak Wajar di Bandung