Batas Sabar
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
jpnn.com - Sebagai pemimpin baru Kanada, Mark Carney seharusnya "sowan" ke tetangga terdekatnya dulu: Amerika Serikat.
Duta Besar Kanada di Washington DC sudah berusaha untuk bikin janji bertemu Trump. Belum berhasil.
Saya sungguh ingin melihat live show pertemuan dua tetangga dekat itu di Gedung Putih. Apakah akan bertengkar seperti saat live dengan Presiden Ukraina Zelenskyy atau akan monolog seperti dengan pemimpin Irlandia, Martin.
Sambil menunggu lampu hijau dari Gedung Putih itu Carney pun "melanggar" tradisi para pemimpin Kanada sebelumnya: dia pergi ke Prancis dulu, lalu ke Inggris.
Dua negara itu adalah mantan penjajah Kanada, bahkan sampai sekarang pun Raja Kanada adalah Raja Inggris: Charles.
Bahwa Carney ke Prancis dulu bisa jadi soal teknis saja. Bisa juga untuk menenggang rasa kecewa dari penduduk Provinsi Quebec.
Dua kali penduduk Quebec melaksanakan referendum: tetap menjadi bagian dari Kanada atau menjadi negara merdeka.
Referendum pertama di 1980: "No" yang menang. Hampir 60 persen. Artinya: tidak mau merdeka.
Mungkin Trump hanya setengah bercanda: 80 persen ekspor Kanada adalah ke Amerika Serikat. Apa bedanya dengan sekalian saja menjadi negara bagiannya.
- Mbak Titiek
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- Nilai Prabowo
- Bea Cukai Medan Dorong 4 UMKM Binaan Tembus Pasar Internasional
- Sarifah Desak Pemerintah Tetapkan Dubes untuk AS guna Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump