Batik Klasik Yogyakarta Punya Empat Motif Andalan, Begini Penjelasannya

Motif semen juga bisa mengandung unsur air yang disimbolkan dengan ikan, hewan-hewan air lainnya, atau sisik.
Bisa juga menggambarkan kehidupan udara yang dengan motif sayap atau burung.
Untuk motif Ceplok, kata GKBRAy , digambarkan dengan perpaduan pola geometris yang disusun berulan dan bentuk flora atau fauna.
"Misalnya motif Kawung berupa empat bulatan yang melambangkan kiblat papat lima pancer," tuturnya.
Motif lainnya ialah Nitik yang mendapat anugerah kekayaan intelektual indikasi geografis.
"Canting yang digunakan untuk membuat motif Nitik memiliki bentuk yang khusus, yakni ujung canting yang terbelah empat" ucap GKBRAy.
Metode pembuatan motif Nitik juga berbeda dari motif lainnya yang diseret. Motif yang digunakan merupakan motif titik klasik.
Salah satu dari motif Nitik ialah Nogosari yang melambangkan kemakmuran dan kesuburan.
Istri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X menyampaikan paparan terkait batik klasik Yogyakarta.
- Dokter Ayu Tampil Elegan dan Berbudaya dengan Batik Sasirangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- Kenalkan Batik Kendil Mas, Chacha Frederica Ungkap Sulitnya dapat Persetujuan Suami
- Brand Batik Bandung, Dama Kara Sukses Pasarkan Produk di Shopee Live, Berdayakan Difabel!
- Sambangi Sentra Batik Sidoarjo, Khofifah Komitmen Lestarikan Warisan Budaya Bangsa
- Aku dan Warisan Ibu Kolaborasi Seni Tekstil & Padu Padan Batik Lawasan