Batik Lebak Moncer, Omzet Perajin Memeleset hingga 70 Juta Per Bulan
Umsaro menyebut saat ini pihaknya bisa mendapatkan omzet hingga Rp 70 juta per bulan.
"Saat pandemi kemarin hanya Rp 5 juta per bulan," ucap Umsaro.
Batik Lebak, lanjut dia, dibanderol dengan harga Rp 150 ribu untuk bahan baku katun, sementara yang berbahan baku sutera mencapai Rp 1 juta.
Umsaro mengakui untuk memproduksi batik ia kini menambah 40 pekerja.
"Kami bekerja keras agar konsumen tidak kecewa, bahkan permintaan dari perusahaan BUMN bisa terpenuhi, " kata Umsaroh yang juga berprofesi Guru SDN itu.
Perajin batik Lebak lainnya, Dedi mengaku saat ini permintaan konsumen meningkat tajam.
Saat pandemi, kata Dedi, omzet hanya Rp 3 juta, namun kini bisa mencapai Rp 20 juta per bulan.
Kebanyakan permintaan batik itu melalui jejaring internet secara online yang menjadi andalan, bahkan siang tadi mengirim pesanan ke wilayah Serang.
Batik Lebak kini makin moncer, saat pelonggaran PPKM omzet perajin memelesat, ada yang mencapai Rp 70 juta per bulan.
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor
- Ini Tujuan Bea Cukai Berpartisipasi dalam Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia
- Strategi Telkom Memperbaiki Harga Saham TLKM
- Bea Cukai Teluk Bayur Bantu UMKM Manfaatkan Peluang Ekspor Lewat Program Ini
- UMKM Stable Shoescare Perkuat Posisi di Industri Perawatan Fesyen Item
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025