Batik Serap 603 Ribu Tenaga Kerja
Jumat, 05 Februari 2010 – 15:44 WIB
"Kalau kompor (minyak), apinya bisa diatur. Tetapi kalau gas agak sulit. Inovasi ini yang akan dikembangkan," kata Mari lagi.
Baca Juga:
Sementara itu disebutkan pula, realisasi angka ekspor batik Indonesia ke beberapa negara di dunia pada periode 2004-2008 menunjukkan tren positif. Walaupun sempat pada tahun 2009 mengalami penurunan. Pada tahun 2004, nilai ekspor batik Indonesia mampu mencapai nilai USD 34,2 juta, yang kemudian mengalami penurunan cukup signifikan pada 2005 yang hanya mencapai USD 12,43 juta.
Selanjutnya, pada tahun 2006-2008 secara berturut-turut mengalami peningkatan. Tahun 2006 disebutkan mencapai USD 14,26 juta, tahun 2007 sebesar USD 20,87 juta dolar, sementara tahun 2008 mencapai angka USD 32,27 juta. Sedangkan untuk realisasi ekspor batik pada periode Januari-November 2009, mencapai USD 17,35 juta. Akan halnya negara tujuan utama ekspor batik Indonesia, antara lain adalah Amerika Serikat, Perancis, Belgia, Inggris dan Jerman.
Terkait masalah pelabelan, pemerintah menurut Mendag sedianya akan mengatur masalah pencantuman label produk yang diproduksi oleh para pengrajin batik di Indonesia. Pencantuman label, katanya pula, merupakan bentuk perlindungan dari pemerintah terhadap pengrajin batik dari serbuan produk batik ilegal, maupun tekstil bermotif batik yang memperjelas segmen batik.
JAKARTA - Industri batik Indonesia ternyata cukup banyak menyerap tenaga kerja. Disebutkan, dalam bidang industri khas tanah air itu, telah terserap
BERITA TERKAIT
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan