Batu Bara dan Minyak Menipis, EBT Harus Dimaksimalkan
Jumat, 27 Juli 2018 – 12:01 WIB

Ilustrasi batu bara. Foto: Jawa Pos.Com/JPNN
Melimpahnya batu bara dalam negeri membuat PLTU batu bara (coal fired power plant/ CFPP) menjadi kontributor terbesar dalam konfigurasi pembangkit di Indonesia.
Dalam jangka pendek, PLTU batu bara bisa menjadi solusi penyediaan energi listrik yang terjangkau dari sisi harga.
Namun, sambung Handoko, keberadaan batu bara dan minyak bumi semakin berkurang dan akhirnya akan habis.
Selain itu, volatilitas harga minyak dunia yang sangat dinamis dan selalu berkait dengan harga komoditas batu bara juga akan turut mengerek harga jual listrik.
“Bayangkan saja bila tiba-tiba harga minyak dunia melaju sampai USD 100 per barrel. Pasti biaya produksi listrik akan meningkat tajam,” ujar Handoko. (jos/jpnn)
Sekretaris Jenderal Projo Handoko mengatakan, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan penentu tercapainya kedaulatan energi di Indonesia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Teknologi BLES dan Energi Matahari, Langkah Hijau Menuju Masa Depan Berkelanjutan
- Australia & Indonesia Siapkan Anggaran Rp 40 Miliar untuk Riset Transisi Energi Berkelanjutan
- ASPEBINDO Usulkan Perbaikan Kebijakan Penetapan Harga Batu Bara Acuan Dalam Transaksi Ekspor
- ExxonMobil Jadi Mitra Strategis Industri Pertambangan
- PLN IP Targetkan Pengembangan Pembangkit Listrik Berbasis EBT Sebesar 2,4 GWh
- Upaya Pertamina Tekan Emisi Karbon dengan Mengoptimalkan EBT dan Bioenergi