Bau Apa yang Ingin Ditutupi di DPR dengan Pewangi Rp 2,3 M?
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi bersuara keras mengkritik peningkatan jumlah anggaran bagi pewangi ruangan DPR yang sangat fantastis.
Bahkan sampai-sampai dia menilai, rakyat mungkin memaklumi adanya peningkatan untuk menutupi “bau busuk” di DPR.
“Rakyat maklumlah, pewangi ruangan DPR sangat dibutuhkan untuk menutupi ‘bau busuk’ DPR. Dengan semprotan pewangi ruangan, maka ‘bau busuk’ seperti dugaan permainan anggaran pada ruangan ruangan sidang DPR, aromanya tidak menyengat publik,” ujarnya, Selasa (14/4).
Uchok mengemukakan pandangannya setelah melihat adanya peningkatan luar biasa bagi pewangi ruangan DPR di tahun 2015. Menurutnya, pada tahun anggaran 2013, anggaran untuk pewangi ruangan hanya Rp 553,248 juta. Meningkat menjadi Rp 1,071 miliar pada tahun 2014 dan drastis naik pada 2015 hingga mencapai Rp 2,29 miliar.
Dari peningkatan tersebut, rata-rata kenaikan setiap tahun kata Uchok, mencapai 50 persen. Hanya sayangnya jumlah tersebut sangat tidak rasional. Karena bukan untuk sebuah kebutuhan. Diduga hanya mencari keuntungan segelintir oknum semata.
“Peningkatan anggaran rata-rata 50 persen, sangat mustahil dicerna akal sehat, karena ruangan anggota dewan tidak bertambah banyak, kok harga pewangi bisa naik sih. Jadi mungkin rakyat maklum, sehingga rasa jijik dan muak kepada DPR bisa lenyap lantaran adanya pewangi seharga Rp 2.2 miliar. Tinggal rasa ‘bau DPR’ ini,” katanya. (gir/jpnn)
JAKARTA - Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi bersuara keras mengkritik peningkatan jumlah anggaran bagi pewangi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ingat Janji Pemerintah, Saleh: Jangan Ada PHK di Sritex
- Prakiraan Cuaca Hari Ini: Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru dari BKN soal PPPK Tahap 1, Tolong Jangan Diabaikan
- AKBP Christian Kadang Bakal Proses Anak Buah yang Lalai Gunakan Senpi
- TNI AL Kerahkan Tim Untuk Bantu Padamkan Kebakaran Kapal di Batam
- BNN: Sulsel Darurat Narkoba Urutan Kelima di Indonesia