Bau tapi Fulusnya Wangi...
Dari tahun ke tahun dia semakin mengemari profesi sampingannya itu. Untuk tahun ini, Tauhid bekerjasama dengan empat orang lainnya mengurus dan menjaga hewan qurban.
Tiap hari, ratusan ekor kambing dan puluhan sapi yang didatangkan dari Banjar Negara, Jawa Tengah ini dirawat dan di kontrol selama 24 jam secara bergantian, dari mulai makan maupun kesehatan hewan kurban tersebut.
"Di sini 24 jam kita kontrol, untuk perawatan biasa kita kasih makan dan minum secara teratur. Kalau ada yang sakit kami pisah kandangnya dan dirawat. Kebersihan hewan juga kita kontrol, paling dibersihkan jika kotor dan disikat badanya," terangnya.
Tauhid bersama empat rekannya tak jarang kerap begadang demi totalitas dalam memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya. Sebab menurutnya, ada juga pelanggan yang ingin hewan qurbannya diantar subuh-subuh ataupun pelanggan yang tiba-tiba datang di pagi buta.
Maka itu mereka selalu bergantian bertugas menjaga dagangannya. Kalau sudah begini, sebagai seorang pedagang mau tak mau mereka harus melayani dan mengantar pesanan pelanggan kapan pun itu diminta.
Meski meraup untung besar dari penjualan hewan kurban ini, bukan berarti tidak ada resiko yang mendatangkan kerugian. Seperti hewan kurban yang sakit atau yang tiba-tiba mati saat dititipkan, padahal sudah dibeli oleh pemesan.
"Ada juga yang mati 2-3 ekor. Semua ini beresiko, misalnya kalau ada kambing yang dititipkan pelanggan sama kami lalu tiba-tiba mati. Saya mau enggak mau harus mengganti dengan harga yang lebih atau mengganti dengan berat kambing yang sama, tergantung pelanggan mau gantinya seperti apa. Ini sudah jadi tanggungjawab saya," tegas pria yang bekerja di salah satu perusahaan distributor di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat ini.
Dia pun tak tahu sampai kapan akan mengeluti bisnis hewan kurban ini. Namun yang pasti sejauh ini Tauhid bersyukur atas rejeki yang diberikan pada Tuhan.
PERAYAAN Idul Adha mendatangkan rejeki tersendiri bagi mereka yang berjualan hewan kurban. Tak ayal momen tahunan Idul Adha ini tidak disia-siakan
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara