Bawa Preman Tetap Dipalak, Hantu Pocong Diserang

jpnn.com - MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang acaranya diporak-poranda para perusuh. Berikut kisahnya.
LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram
HUJAN baru saja berlalu. Dingin membekap kawasan lingkar utara Kota Mataram.
Separuh langit masih gelap. Meski di sudut lain, matahari sudah benderang menyinari tanah Mataram.
Tak seperti gairah warna-warni dan corak motif dinding pembatas arena. Tempat itu terlihat kuyu.
Umbul-umbul terlihat lunglai tak ada angin yang menerpa. Tetapi beberapa pria bertato, bertubuh kekar, gemuk dan berkulit gosong, keluar masuk arena.
Selang-selang menjuntai panjang. Mengular hingga ke luar panggung.
Celana pria-pria bertato itu basah. Ditambah bercak lumpur dari pinggang hingga ujung celana.
MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara