Bawa Preman Tetap Dipalak, Hantu Pocong Diserang
jpnn.com - MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang acaranya diporak-poranda para perusuh. Berikut kisahnya.
LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram
HUJAN baru saja berlalu. Dingin membekap kawasan lingkar utara Kota Mataram.
Separuh langit masih gelap. Meski di sudut lain, matahari sudah benderang menyinari tanah Mataram.
Tak seperti gairah warna-warni dan corak motif dinding pembatas arena. Tempat itu terlihat kuyu.
Umbul-umbul terlihat lunglai tak ada angin yang menerpa. Tetapi beberapa pria bertato, bertubuh kekar, gemuk dan berkulit gosong, keluar masuk arena.
Selang-selang menjuntai panjang. Mengular hingga ke luar panggung.
Celana pria-pria bertato itu basah. Ditambah bercak lumpur dari pinggang hingga ujung celana.
MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara