Bawa Preman Tetap Dipalak, Hantu Pocong Diserang
Mereka tengah berupaya mengeringkan arena pasar malam rakyat yang tiba-tiba berubah jadi kolam besar.
Iya, inilah arena pasar malam rakyat. Kalau masyarakat Lombok lebih suka menyebutnya dengan rona-rona.
Tak jauh dari Kantor BNN Kota Mataram, ada sebidang tanah lapang.
Di sanalah mereka menggelar panggung rakyat, untuk 20 hari ke depan. Berharap keberhasilan beberapa waktu lalu, bisa tertoreh manis lagi.
“Iya mas, banjir,” kata Agus Sayugo.
Dialah, pemimpin rombongan. Pria itu terlihat ramah. Tak sesangar anak buahnya. Tas kecil yang menyelempang di bahunya, enggan dilepas.
Susah payah ia bersama rekan-rekannya yang lain mengevakuasi alat-alat hiburannya yang terendam air.
“Saya dari Solo, ini (rona-rona) milik kakak, namanya Basuki,” kata dia mulai bercerita.
MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408