Bawa Preman Tetap Dipalak, Hantu Pocong Diserang
Pasar malam rakyat memang punya konsep unik. Semacam, event organizer (EO). Tapi mereka punya beberapa fasilitas bermain yang disukai anak-anak hingga remaja.
Dari rumah hantu, sampai tong edan (tong gila). Dari komedi putar hingga kolam bermain anak. Dan masih banyak fasilitas lainnya.
Ada juga wahana game-game bagi para remaja. Serupa Dufan, tapi dalam sekala kecil. Bedanya lagi yang ini bisa dipindah-pindah. Dari satu kota ke kota lainnya. Dari satu desa ke desa lainnya.
“Yang berjualan di sini juga orang-orang yang berangkat bersama kami dari Solo dulu,” imbuhnya.
Luar biasa. Sejak 9 tahun silam, mereka telah tinggalkan kampung halaman. Selalu bersama-sama. Dari provinsi satu ke provinsi lain.
Mereka membawa peralatan hiburan yang biaya angkutnya bisa sampai puluhan juta. Hanya untuk memenuhi dahaga masyarakat yang haus hiburan.
Memang, kalau dibanding fasilitas hiburan di kota besar, arena bermain ini tidak akan pernah jadi pilihan. Tapi bagi masyarakat di pedalaman desa, kehadiran mereka sangat dinanti.
“Sama kakak (Basuki) kami diminta memberi hiburan di Kalimantan pertama kali, keliling ke berbagai kota dan desanya, lalu kita pindah lagi ke Sulawesi, baru kami sekarang ke Lombok,” terang dia.
MEREKA perantau dari Pulau Jawa, secara berombongan. Mencari nafkah hingga pelosok-pelosok desa seantero Nusantara. Kerap dipuja, tapi tak jarang
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408