Bawaslu Dinilai tak Ada Manfaatnya

jpnn.com - JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Ghazali menilai, keberadaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak ada manfaatnya.
Dia mengatakan, sebenarnya tidak ada Bawaslu dan KPI juga tidak ada apa-apa. Dia memberi contoh, tatkala frekuensi digunakan habis-habisan oleh para bakal calon presiden dan partai politik, kedua lembaga itu juga diam saja.
"Penggunaan frekuensi sebagai ranah publik yang setiap lima menit dipakai untuk kampanye calon presiden dan partai politik di televisi, juga tidak dinilai sebagai pelanggaran proses pemilu oleh Bawaslu dan KPI," ujar Effendi Ghazali, di sela-sela peluncuran buku karya Pramono Anung Wibowo, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (3/12).
Dia juga menyoroti Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah putus kerjasama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) , KPU yang meminta sekitar 6 ribu tenaga IT.
"Mintanya 6 ribu tenaga IT. Negara hanya kasi sekitar 97 orang. Itu pun KPU bilang tidak apa-apa. Ini kesannya KPU main-main dengan Pemilu," tegas Effendi Ghazali.
Kebutuhan tenaga IT oleh KPU 6 ribu orang, tapi nurut saja ketika hanya disediakan 97 orang, imbuh Effendi, ini persoalan serius yang sangat menyedihkan. (fas/jpnn)
JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Effendi Ghazali menilai, keberadaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PAN Dukung Prabowo Jadi Capres 2029, Ahmad Sahroni: Masih Dini untuk Bicara Pilpres
- Sahroni Nilai Pertemuan Sespimmen Polri dengan Jokowi Kurang Pas, Begini Alasannya
- Buka Pendidikan untuk Kader Muda Golkar, Bahlil Sebut Misbakhun Sosok Pemenang
- Irving Siap Cabut Gugatan PSU Pilkada Siak yang Diajukan Wakilnya di Sidang Perdana
- Hari Kartini, Widya Desak Pemulihan Hak Perempuan eks Pemain Sirkus yang Dieksploitasi
- PAN Belum Dukung Gibran, Deddy PDIP: Mungkin Mereka Punya Kader Mendampingi Prabowo