Bawaslu mulai Pesimis Kinerja KPU
Senin, 04 Mei 2009 – 17:52 WIB
Kedua, tindakan KPU yang mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan keberatan saksi disertai sikap dan alasan agar peserta pemilu mengajukan keberatan ke MK, diduga tindakan itu sudah menjadi kebijakan internal KPU di seluruh tingkatan yang dengan sengaja mengesampingkan keberatan saksi selama proses rekapitulasi di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota.
Baca Juga:
Ketiga, KPU disinyalir berkecenderungan melempar tanggung jawab pelanggaran prosedur pemungutan dan penghitungan suara untuk diselesaikan MK. Tindakan itu, menurut Bawaslu, mempunyai potensi yang dapat menimbulkan dampak berupa lonjakan jumlah gugatan di MK. Jika hal itu terjadi, MK akan menghadapi masalah berkaitan adanya keterbatasan waktu dan jumlah SDM di MK, sehingga tidak mustahil akan menyebabkan banyak kasus sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh MK.
Menurut Bawaslu, ada dua tambahan permasalahan berupa kasuistis, yaitu ada cukup banyak data hasil rekapitulasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang tidak akurat. Jumlah total perolehan suara berbeda dengan jumlah surat suara sah, jumlah surat suara yang dipergunakan, dan jumlah surat suara yang tidak dipergunakan. Modus ini banyak terjadi di daerah yang telah menyelesaikan proses rekapitulasi.
Terakhir, adanya salinan berita acara rekapitulasi perolehan suara yang berbeda-beda, antara yang diperoleh saksi dengan salinan yang dikirimkan kepada KPU di tingkat yang lebih tinggi. Perbedaan data salinan ini diduga dapat menjadi indikasi terjadinya manipulasi perolehan suara. Modus ini banyak terjadi di berbagai daerah. Perbedaan dokumen ini mengaburkan keabsahan masing-masing dokumen, sehingga memungkinkan timbulnya masalah dalam proses pembuktian di MK.(gus/JPNN)
JAKARTA - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menyebut ada kekhawatiran jadwal penetapan hasil rekap suara nasional secara manual tak kelar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bagja Tak Setuju Bawaslu Jadi Lembaga Ad Hoc, Begini Alasannya
- Muzani Bantah Gerindra Serang PDIP Terkait Pandangan Kritis Soal PPN Naik Jadi 12 Persen
- Gerindra Bantah Menyerang PDIP Soal Kenaikan PPN jadi 12 Persen
- Jubir PSI: PDIP Pengusul PPN 12%, Sekarang Mau Jadi Pahlawan Kesiangan
- Hanif Dhakiri: Jangan Memanfaatkan PPN 12% jadi Alat Menyerang Presiden Prabowo
- Syahganda Sebut Pernyataan Dolfie Soal PPN Dapat Picu Instabilitas Politik