Bayang-Bayang Pak Sum di Atas Laut Benoa

Bayang-Bayang Pak Sum di Atas Laut Benoa
Bayang-Bayang Pak Sum di Atas Laut Benoa
   

Lantai satu dan dua sudah selesai. Saya naik ke lantai tiga. Di sinilah lokasi check-in, ruang tunggu keberangkatan, sampai boarding dilakukan. Berada di lantai tiga proyek ini, saya baru merasa bangga. Terasa luasnya. Lantai tiga ini akan terasa sangat lapang dan longgar. Ini karena tinggi ruang itu sampai 17 meter.

   

Jarak antara pilar satu dan pilar lain sampai 60 meter. Pilar itu sendiri garis tengahnya sampai 8 meter. Berupa ruang kosong yang menembus langit. Di tengah setiap pilar kosong inilah kelak akan ditanam pohon besar.

   

Memang tidak gampang membangun proyek ini. Lapangan untuk kerjanya sangat sempit. Manuver peralatannya terbatas. Bahkan, jadwal pembangunan setiap bagian harus disesuaikan dengan keperluan penumpang pesawat saat ini.

   

Inilah risiko membangun bandara baru di lokasi bandara lama. Sambil membangun harus tetap menjaga agar semua fungsi pelayanan tidak terganggu.

SISTEM "keroyokan" ini ibarat balap antar-BUMN. Inilah yang terjadi di Bali, dalam proyek pembangunan jalan tol di atas laut yang menghubungkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News