Bayar Gaji Rendah, Pemilik Panti Pijat di Canberra Digugat
Ombudsman Komisi Keadilan Kerja Australia menggugat mantan pemilik bisnis pijat di Canberra ke pengadilan karena dituduh membayar gaji pekerja kurang hampir 1 juta dolar dan mengancam keluarga mereka jika berbicara.
Tujuh pekerja asing dari panti pijat Foot and Thai di Belconnen mengklaim majikan mereka, Colin Kenneth Elvin, dan supervisor, Jun Millard Puerto, membayar kurang dari $ 900.000 antara tahun 2012 sampai 2016.
Diduga enam wanita dan seorang pria itu diminta untuk bekerja rata-rata lebih dari 65 jam per minggu, tetapi umumnya hanya dibayar untuk 38 jam per minggu.
Ombudsman Keadilan Kerja juga menuduh bahwa enam dari karyawan diminta untuk membayar kembali $ 800 dari upah mereka per dua minggu selama periode sembilan bulan ketika Elvin menganggap panti pijat tidak mendapatkan pemasukan dan pelanggan yang cukup.
Ombudsman Keadilan Kerja Natalie James mengatakan para pekerja dan keluarga mereka kemudian diancam.
"Para pekerja yang sangat rentan ini diberitahu jika mereka mengeluh mereka akan dipulangkan, atau keluarga mereka akan menjadi subjek atau kekerasan fisik atau bahkan mereka mungkin akan dibunuh," katanya.
Ombudsman telah memulai proses hukum perdata di Pengadilan Federal terhadap bekas operator panti pijat.
Bisnis itu telah bangkrut dan kini dijalankan oleh pemilik baru yang tidak dituduh melakukan kesalahan.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat