Bayar Lebih Mahal, Turis Asing Justru Ketagihan
Minggu, 13 Desember 2009 – 08:27 WIB
Dia mencontohkan, tur yang diikuti pasangan Joanne dan Ken bulan lalu. Mereka ditemani warga Indonesia yang lama tinggal di Kanada, Farrel Sean. Dari hotel di kawasan Jakarta Pusat, mereka naik busway ke Museum Fatahillah, kawasan kota. Setelah itu, mereka berjalan kaki menuju ke Pasar Ikan.
Lalu, masuk ke kampung Pak Maskun di Kampung Baru, Luar Batang. "Jaraknya dari Museum Fatahillah memang tidak jauh. Tapi, harus masuk ke gang-gang sempit," kata Ronny.
Setelah bertemu dan berbincang di rumah warga, mereka menuju Stasiun Kota. Dengan naik kereta api listrik, mereka menuju kawasan Galur, Senen, dan Jakarta Pusat. Mereka melihat permukiman warga yang dibangun seadanya menggunakan tripleks dan kardus-kardus bekas.
Setelah itu, mereka menuju ke Kampung Pulo di tepi Sungai Ciliwung. "Rata-rata bisa selesai dalam waktu empat sampai lima jam, diselingi istirahat dan makan siang di warung sederhana," katanya.
Kini wisata di Jakarta tak melulu Monas, Taman Mini, atau Ancol. Jakarta Hidden Tour, wisata ke area-area tersembunyi di ibukota memberikan alternatif
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408