Bayar Pijat Panggilan dengan Uang Palsu, Dibekuk

Bayar Pijat Panggilan dengan Uang Palsu, Dibekuk
Bayar Pijat Panggilan dengan Uang Palsu, Dibekuk

jpnn.com - SURABAYA – Alat pembaca uang palsu (upal) di supermarket dan SPBU ternyata kalah canggih dengan rabaan tukang pijat. Setidaknya itu dialami Amin.

Pria 39 tahun tersebut sukses bertransaksi dengan menggunakan upal di puluhan minimarket dan SPBU. Namun, keberuntungannya berakhir di tangan seorang tukang pijat panggilan.

Bisa jadi jemarinya punya ”mata” lantaran sering dipakai meraba pasiennya. Ayu, si tukang pijat, langsung tahu uang yang diterima dari Amin adalah upal. Ayu merasa ada yang beda pada tiga lembar uang seratus ribuan yang diterimanya.

”Setelah tahu itu upal, dia langsung melapor ke kami. Anggota langsung meluncur ke TKP, yakni hotel di kawasan Ngagel Jaya Indah,” kata Kapolsek Gubeng Kompol Rachmat Sumekar.

Untung, tersangka belum pergi ke mana-mana. Saat digeledah, ternyata Amin masih menyimpan 60 lembar uang Rp 100 ribu palsu.

Setelah dilakukan pengembangan, warga Sawunggaling, Kletek, Sidoarjo, itu mengaku bertransaksi dengan upal sejak pertengahan 2013. ”Total dia sudah mengeluarkan Rp 12 juta,” katanya.

Amin mengaku mendapatkan upal dari seseorang yang biasa dipanggilnya kakak. Upal tersebut dinilai sangat mirip aslinya. Buktinya, detektor uang di beberapa minimarket tak bisa membedakannya dengan uang asli. ”Pertama kali belanja, saya deg-degan. Tapi, karena berhasil, ya saya keterusan sampai sekarang,” ucapnya.

Lantas, di mana saja upal itu dibelanjakan? ”Kebanyakan di Indomaret dan Alfamart. Ada yang di sini (Surabaya, Red), Sidoarjo, juga Jombang,” terangnya. (nji/c9/ib)


SURABAYA – Alat pembaca uang palsu (upal) di supermarket dan SPBU ternyata kalah canggih dengan rabaan tukang pijat. Setidaknya itu dialami


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News