Bayar Renminbi, Kembalian Dolar
Oleh Dahlan Iskan
Di Pyongyang sudah ada kereta bawah tanah. Dua line. Karcisnya juga hanya 5 Won. Saya ikut merasakan kereta bawah tanah itu. Tanpa tujuan. Ke lima stasiun. Lalu balik lagi.
Stasiunnya nyeni. Banyak ornamen. Juga lukisan perjuangan. Tidak ada iklan sama sekali. Kelihatan komunisnya.
Kereta yang pertama lewat. Terlihat kuno. Berisik. Bentuk gerbongnya sederhana. Kelihatan komunisnya.
Saya tidak boleh naik yang itu. Mereka ingin memamerkan gerbong yang baru.
Satu menit kemudian kereta dimaksud datang. Gerbongnya baru. Terlihat beda. Desainnya lebih modern. Sedikit. Tidak semodern yang di Tiongkok. Atau Jepang.
Baliknya kami pakai kereta yang lama. Kecepatannya sama saja. Tempat duduknya juga sama-sama empuk. Bukan keras seperti umumnya MRT di negara lain.
Memang terasa sekali. Kim Jong-Un mau mengubah Korea Utara. Hanya saja ia harus agak sabar. Menghadapi blokade ekonomi dunia. Yang dimotori Amerika.
Juga harus sabar. Menghadapi aliran keras di senior militernya. Yang ini Kim Jong-un sudah bisa mengatasinya. Toh sudah banyak yang pensiun juga. Tiga tahun terakhir.