Bayar Rp1,9 Juta, Warga Perbatasan Miliki 'KTP' Malaysia
“IC ini hanya untuk dokumen penting supaya mudah masuk ke Malaysia. Tidak lagi sembunyi-sembunyi," tuturnya.
Talakan mengaku, selain dirinya beberapa warga lain juga memiliki IC. Hanya saja, ketika koran ini mencari kebenaran itu, banyak warga yang terkesan ‘tutup mulut’ telah memiliki IC.
Entah takut atau tidak, namun yang jelas Talakan menjadi salah satu bukti bahwa sebagian warga Labang, Sumantipal dan beberapa warga desa lainnya telah memiliki IC.
Saat di Keningau, lanjut Talakan, dirinya tidak seperti kebiasaan warga Nunukan atau Sebatik saat nelancong ke Tawau-Malaysia langsung borong makanan dan minuman. Ia mengaku hanya sekadar kangen anak dan cucu, karena itu motivasinya dapatkan IC.
"Saya tidak borong makanan dan minuman, meskipun murah di Malaysia," ucapnya.
"IC itu tahun 2002 selesai, dan sudah beberapa kali saya ke tempat anak. Atau kalau ada acara adat, pesta natal, kawinan mereka datang ke Labang," timpalnya lagi.
Di tempat terpisah, Tambilangan, warga Sumantipal, desa yang juga berbatasan dengan Bantul-Keningau Malaysia mengaku tidak memiliki IC.
"Saya tidak punya IC," singkatnya.
LUMBIS - Isu warga Kecamatan Lumbis khususnya yang berdomisili di desa perbatasan telah memiliki Identity Card (IC) Malaysia, ternyata benar adanya.
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang