Bayi Lahir Saat Rusuh, Mau Diberi Nama 'Konflik'
Kamis, 30 September 2010 – 07:19 WIB
Agustina menceritakan, saat itu konflik tengah pecah. Teriakan warga dan bunyi peluru ditembakkan, terdengar sahut menyahut. Tidak berapa lama, salah seorang anak Isna memanggilnya. Agustina langsung punya firasat, Isna akan melahirkan. “Apalagi memang sudah hamil tua,” katanya.
Tidak butuh waktu lama, Agustina pun tiba di rumah Isna. Sesampainya di rumah Isna, Agustina dikejutkan dengan erangan Isna yang menjadi-jadi. Iapun berinisiatif memanggil dukun kampung yang biasa menangani persalinan. Belum sempat memanggil, bayi yang hanya terpaut 1,5 tahun dengan kakaknya itu lahir dengan selamat. “Belum saya panggil dukun kampung, eh sudah keluar, tapi alhamdulillah bayinya selamat,” ucap Agustina.
Tak mau berlama-lama dengan proses persalinan, Agustina lalu meraih bayi yang memiliki berat kurang lebih 3 kilogram ini dan membawanya ke puskesmas terdekat. Puskesmas Karang Rejolah yang menjadi sasaran wanita tambun ini. “Tanpa pikir panjang saya bawa bayinya ke puskesmas,” katanya.
Tapi, untuk meraih puskesmas Karang Rejo, Agustina harus melewati daerah rawan konflik. Tapi Agustina nekat. “Saya benar-benar percaya adanya Allah, dalam hati saya anak ini harus selamat, saya bawa dia ke puskesmas untuk ditindak lanjuti,” katanya.
Melahirkan dalam suasana konflik tentu tidak diinginkan para ibu hamil. Tapi apa mau dikata, Isna (33 th) harus melahirkan bayi dalam suasana
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408