Bayi Orang Utan Dibuang Lantaran Pemiliknya Takut Kena Corona

"Hasil pemeriksaan sederhana menunjukkan tidak adanya masalah kesehatan yang mengkhawatirkan seperti gejala flu atau cedera."
Ratusan bayi orang utan diperdagangkan
'Four Paws' menyadari ada sekitar 150 bayi orang utan dijual secara ilegal kepada pembeli yang mayoritas berasal dari Asia, dengan nilai jutaan dolar per tahunnya.
Pandemi virus corona saat ini memperburuk nasib orang utan yang sepenuhnya berada di tangan para pedagang tersebut.

Damai termasuk bayi orang utan yang beruntung, meskipun harus melalui situasi yang menimbulkan trauma, karena pernah dimasukkan ke dalam sel tahanan oleh pihak kepolisian sebelum akhirnya dijemput oleh pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan tim 'Four Paws'.
"Bayi yatim ini tampak bersemangat minum susu dari botol, yang menunjukkan bahwa dia pernah berada di bawah kendali manusia." kata Dr. Signe.
Menurut keterangan Four Paws, proses penyembuhan luka psikologis yang dialami orang utan memakan cukup waktu lama.
Nasib banyak orang utan nyaris berakhir di tempat-tempat yang tidak semestinya, seperti arena pertunjukan 'Thai boxing' dijadikan sebagai properti foto untuk para turis atau sebagai hewan piaraan ilegal.
Seekor bayi orang utan berumur dua tahun di Bengalon, Kalimantan Timur, nyaris dibuang oleh pemiliknya yang diduga khawatir tertular virus corona.
- Gerak Cepat, BKSDA Kaltim Kerahkan Tim Cari Keberadaan Orangutan di Area Tambang
- Maratua Run 2025: Perkenalkan Surga Tersembunyi Kaltim Lewat Olahraga
- Monev KIP 2024: Pemprov Kaltim Raih Predikat Informatif 5 Kali Berturut-turut
- 102 Formasi PPPK 2024 di Daerah Ini Belum Terisi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- WWF Indonesia dan Epson Berkolaborasi, Tanam Pohon Seluas 300 Hektare di Wilayah Kalteng