Bayi Tujuh Bulan Masuk DPT
Kisruh Jelang Pilwali Surabaya
Senin, 10 Mei 2010 – 07:15 WIB
SURABAYA - Pemilihan wali kota (pilwali) Surabaya yang dihelat pada 2 Juni mendatang terancam berantakan. Penyebabnya, daftar pemilih tetap (DPT) yang disahkan panitia pemungutan suara (PPS) ternyata bermasalah. Banyak bayi dan anak kecil yang masuk dalam DPT. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya pun menjadi sasaran protes banyak pihak. Begitu DPT dibagikan, PDIP langsung menangkap gelagat tidak baik. Kecurigaan muncul karena banyak pemilih di daerah basis mereka yang tidak masuk dalam DPT. Padahal, mereka tercantum dalam daftar pemilih sementara (DPS) dan tidak pindah ke lokasi lain. Penelusuran lantas dilakukan.
Polemik berawal ketika KPU Surabaya membagikan DPT kepada seluruh tim pemenangan pasangan calon. Sesuai DPT, jumlah pemilih di Surabaya berjumlah 2.144.005 orang. Ada lima pasang kandidat yang akan bertarung. Nomor urut satu adalah Bagio Fandi Sutadi-Mazlan Mansur (Dimas) yang diusung PKB dan Partai Gerindra. Nomor dua adalah Fandi Utomo-Yulius Bustami (Fu-Yu) yang dijagokan PKS, PDS, PPP, dan PKNU.
Nomor urut tiga adalah duet Arif Afandi-Adies Kadir yang diusung Partai Demokrat dan Golkar serta didukung PAN. Pasangan nomor urut empat adalah Tri Rismaharini-Bambang Dwi Hartono (PDIP). Sedangkan nomor buncit dipegang pasangan dari jalur perseorangan, yakni Fitradjaja Purnama-Naen Suryono.
Baca Juga:
SURABAYA - Pemilihan wali kota (pilwali) Surabaya yang dihelat pada 2 Juni mendatang terancam berantakan. Penyebabnya, daftar pemilih tetap (DPT)
BERITA TERKAIT
- Ratusan Orang di Klaten Deklarasikan Gerakan Jateng Muda
- Elektabilitas Pramono-Rano Karno Tinggi di Semua Wilayah Jakarta
- Menjelang Pemungutan Suara, Bawaslu Minta Pengawas Pilkada 2024 Bikin LHP Secara Detail
- Ahmed Zaki Iskandar Minta Kader Golkar Bekerja Keras Memenangkan Ridwan Kamil-Suswono
- Ridwan Kamil Janji Mau Bikin Jakarta Maju Tetap Berkeadilan
- Membangun Jakarta Bareng Anak Muda, RK Ecosystem Kenalkan Program Kolaborasi ala RIDO