BAZNAS Siap Fasilitasi Perawatan Warga Gaza yang Dievakuasi ke Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyatakan dukungan terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan evakuasi sementara bagi warga Gaza, Palestina, yang terluka, yatim piatu, atau mengidap penyakit akibat agresi yang masih berlangsung di wilayah tersebut.
Ketua BAZNAS KH. Noor Achmad mengatakan bahwa evakuasi bersifat sementara dan berbeda dari relokasi. Setelah kondisi warga membaik dan situasi memungkinkan, mereka akan dikembalikan ke Gaza.
“Evakuasi ini penting untuk menyelamatkan nyawa mereka. Kalau tidak ditolong, mereka bisa meninggal karena tidak ada obat dan perawatan,” ujar Kiai Noor, dalam keterangannya, Jumat (18/4).
Dia menegaskan, evakuasi ini tidak boleh disamakan dengan relokasi permanen seperti kebijakan negara lain.
Rencana ini, kata dia, melibatkan 1.000–2.000 warga dari total 2,2 juta penduduk Gaza, yang membutuhkan bantuan mendesak akibat keterbatasan fasilitas kesehatan di wilayah konflik.
BAZNAS juga menyatakan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyediakan fasilitas perawatan dan pendidikan bagi anak-anak Palestina yang menjadi korban.
Menurut Kiai Noor, banyak warga Palestina kini dirawat di Mesir dan Yordania, namun fasilitas di negara tersebut terbatas. “Evakuasi resmi ke Indonesia akan menjadi langkah strategis,” ujarnya.
Selain itu, Kiai Noor menekankan pentingnya proses evakuasi dilakukan secara resmi melalui jalur diplomatik agar para pengungsi terlindungi secara hukum.
BAZNAS dukung evakuasi sementara warga Gaza dan siap fasilitasi perawatan mereka di Indonesia.
- Begini Evakuasi Pendaki Wanita Asal Bekasi yang Kolaps di Gunung Sindoro
- Presiden Prabowo Sudah Mengesahkan RUU TNI, Tetapi Tak Bisa Diakses di JDIH
- Layanan Kurban Iduladha Perluas Kepedulian dan Manfaat bagi Masyarakat
- Halalbihalal Jadi Inspirasi Pemberdayaan Mustahik dan Penguatan Regulasi
- ZCorner Banyumas Dorong UMKM Mustahik Tembus Pasar Strategis
- Bertemu Presiden Prabowo, Wakil Perdana Menteri Rusia Minta Dipermudah Hal Ini