BBM Ancam Inflasi
Jumat, 02 Maret 2012 – 07:00 WIB
JAKARTA - Inflasi jinak yang dicapai sepanjang Februari lalu, berpotensi bergerak liar ketika harga BBM subsidi dinaikkan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, harga BBM subsidi yang masuk kategori administered price (harga yang diatur pemerintah) memang selalu menjadi faktor krusial dalam pergerakan inflasi. Dia menyebut, jika misalnya harga BBM subsidi naik Rp 500 per liter menjadi Rp 5.000 per liter, maka potensi kenaikan inflasi langsung sebesra 0,31 persen dan inflasi tidak langsung sebesar 1,5 - 2 kali inflasi tidak langsungnya.
"Selain inflasi langsung, ada pula inflasi tidak langsung akibat naiknya harga BBM," ujarnya di Kantor BPS, Kamis (1/3). Data yang dirilis BPS menunjukkan, sepanjang Februari lalu, laju inflasi hanya sebesar 0,05 persen. Sehingga, laju inflasi tahun kalender (Januari - Februari) 2012 tercatat sebesar 0,81 persen dan laju inflasi year on year (Februari 2012 terhadap Februari 2011) sebesar 3,56 persen.
Baca Juga:
Menurut Suryamin, dalam periode awal tahun ini, komoditas pendorong utama inflasi masih didominasi oleh bahan pangan dan emas. Namun, jika harga BBM subsidi dinaikkan, maka factor BBM lah yang akan dominan. "Potensi naiknya inflasi tergantung besar kecilnya kenaikan harga BBM," katanya.
Baca Juga:
JAKARTA - Inflasi jinak yang dicapai sepanjang Februari lalu, berpotensi bergerak liar ketika harga BBM subsidi dinaikkan. Kepala Badan Pusat Statistik
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru
- Winn Gas Luncurkan Produk Inovasi Terbaru, Ibu-Ibu Pasti Suka
- Lewat Cara ini SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Mewujudkan Asta Cita
- Baru Dirilis Awal Januari, Andal by Taspen Telah Diunduh Lebih Dari 1 Juta Peserta
- Menteri PPPA Ingin Tingkatkan Taraf Hidup Perempuan
- Bank Mandiri Promosikan Sektor IT ke Investor Hong Kong