BBM Beroktan Rendah Sudah Saatnya Dilenyapkan

BBM Beroktan Rendah Sudah Saatnya Dilenyapkan
Sepeda motor sedang mengisi BBM di SPBU. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Penerapan BBM beroktan rendah di ibu kota Jakarta sudah mendesak dihilangkan untuk meminimalisir polusi udara yang selama ini jadi masalah laten.

Hal ini karena salah satu sumber utama polusi dikarenakan banyaknya kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar tidak berkualitas.

"Bukan sekadar mengurangi tetapi harus dihilangkan penggunaan BBM premium atau jenis BBM lain yang tidak ramah lingkungan. Kami harap hal itu mengurangi tingginya polusi di Jakarta, dan memberikan udara yang sehat bagi masyarakat," kata Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, Kamis (16/7).

Penelitian Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) pada 2019 menyebutkan, setiap hari sepeda motor menghasilkan 8.500 ton polutan atau sekitar 44,53 % dari total polutan semua kendaraan.

Populasi kendaraan yang terus membeludak turut berpengaruh terhadap kondisi udara Jakarta. Tercatat sekitar 20 juta unit kendaraan lalu lalang di wilayah Jakarta setiap hari.

Dari 20 juta tadi hampir 15 juta berupa kendaraan roda dua. Sisanya sekitar 5 juta itu roda empat.

Kontribusi 44,53 persen dari sepeda motor, tidak hanya dari DKI Jakarta, KPBB pernah melakukan traffic counting menghitung lalu lintas di perbatasan ibu kota, masuknya potensi kendaraan commuter dari Bodetabek ke Jakarta.

Dalam catatan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) kendaraan yang menghasilkan jumlah polutan tertinggi per hari adalah sepeda motor yakni motor 8.500 ton (44,53 %), disusul bus (21.43 %) 4.106 ton, mobil pribadi 2.712 ton (16,11%). Persentase tersebut mengandung zat-zat seperti PM, HC, CO, NOx, dan Sox.

Satu sumber utama polusi di Jakarta dikarenakan banyaknya kendaraan bermotor yang memakai BBM beroktan rendah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News