BBM Bersubsidi Naik, Partai Buruh Sebut Inflasi Pangan Berpotensi Lebih 15 Persen
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal memprediksi bakal terjadi inflasi pangan hingga lebih 15 persen imbas pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Litbang dari Partai Buruh dan KSPI mencatat tembus inflansi makanan itu bisa mencapai lebih 15 persen," ungkap dia dalam keterangan pers, Jumat (9/9).
Said Iqbal menyebut bahan makanan yang bakal mengalami inflasi itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti beras, telur, cabai, dan bawang.
Oleh karena itu, Partai Buruh telah menyuarakan tiga tuntutan kepada pemerintah.
Mereka menuntut pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi, membatalkan UU Cipta Kerja, dan menaikkan upah minimum buruh pada 2023 sebesar 10-13 persen.
Said Iqbal lantas menyerukan aksi mogok kerja nasional pada November 2022 apabila pemerintah tidak mendengarkan tiga tuntutan itu.
Dia menyebut aksi mogok nasional dilakunan secara serentak oleh lima juta buruh di seluruh Indonesia.
"Berasal dari 15 ribu pabrik di 34 Provinsi dan di 440 kabupaten atau kota, serempak," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan bakal terjadi inflasi pangan lebih 15 persen setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
- Pemprov DKI Menaikkan UMP Sebesar 6,5 Persen Pada 2025
- Pemerintah Tetap Berikan Subsidi BBM, tetapi Ini Penerimanya
- Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah Atas Pembayaran Dana Kompensasi BBM Triwulan II 2024
- DPR Buka Suara soal Pelarangan BBM Bersubsidi untuk Ojol, Oh Ternyata
- Modus Pencurian BBM Bersubsidi di Bali Bikin Geram
- Ipda Rudy Soik Pengungkap Kasus Mafia BBM Dipecat, Ini Penjelasan Polda NTT