BBM Naik, SBY Dijamin tak Lengser
Senin, 19 Maret 2012 – 03:20 WIB
"Di APBN kita itu masih pada kisaran 90 Dollar perbarel. Kalau itu akan ditampung oleh APBN, maka itu akan membebani postur APBN kita," paparnya.
Dia mengatakan, kalau tidak dinaikkan uang subsidi yang dipakai untuk membakar menjadi asap itu lebih besar dari pada subsidi pembangunan. "Seperti pembangunan jembatan dan lain-lain," katanya seraya mengatakan, penolakan secara politis akan muncul dari kalangan oposisi dan mahasiswa.
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai pemerintah perlu berhitung kembali soal rencana kenaikan BBM. Sekretaris Jendral DPP PPP M Romahurmuziy mengungkapkan, dengan menaikkan harga BBM sebesar 1500 perliter akan menurunkan rencana pertumbuhan dari APBN 2012 sebesar 6,7 persen menjadi 6,5 persen di RAPBNP 2012.
"Artinya ada penurunan volume PDB 0,2 persen atau sekitar Rp 14 triliun. Apakah sepadan, penghematan BBM menurunkan pertumbuhan. Bukankah pertumbuhan yang tinggi dan pemerataan yang dikehendaki rakyat? Agar semakin banyak kue ekonomi yang bisa dibagi?," katanya. (boy/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Habibie Center, Bawono Kumoro menegaskan, imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengakibatkan aksi penolakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- La Nina Picu Cuaca Ekstrem Menjelang Nataru, Wisatawan Diminta Waspada
- Ibas: Di Tangan Gurulah Masa Depan Bangsa Akan Dibentuk
- Dazle David Toalu Harumkan Indonesia lewat Berbagai Kompetisi Internasional
- ATI & PASEO Gencarkan GET Bagi Pelajar Sekolah
- Kaget Lihat Jalan Rusak Parah di Kabupaten Serang, Mendes Yandri Hubungi Menteri PU
- Tangis Guru Honorer Supriyani Pecah Setelah Divonis Bebas