BBM RON Rendah Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan, Pakar Lingkungan: Enggak Usah Dijual Lagi

jpnn.com, JAKARTA - Pakar kesehatan lingkungan Universitas Indonesia Profesor Budi Haryanto menuturkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) RON rendah, seperti 88 dan 90 memiliki risiko, karena bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.
Budi menjelaskan, BBM RON 88 dan 90 masih setara dengan BBM Euro-2. Dalam hal ini, kandungan sulfur masih berada di atas 500 ppm.
Bahkan, bukan hanya mengandung SO2, tetapi juga hidrokarbon juga berdampak buruk buat kesehatan. Padahal, menurut Budi seharusnya BBM di Indonesia sudah mengacu pada standar Euro-4, yang memiliki kandungan Sulfur 50 ppm.
“Karena itulah, makanya yang kandungan Sulfur-nya tinggi seperti RON 88 dan 90, sudahlah nggak usah dijual lagi,” tegas Budi, Rabu (9/9).
Menurut Budi, BBM RON 88 dan 90 memang bisa berdampak terhadap kesehatan. Sebab, lebih 60 persen penyakit memang terkait pencemaran udara.
Dan sumber pencemaran udara paling dominan adalah transportasi kendaraan bermotor.
“Artinya, kontribusinya besar untuk terjadinya penyakit-penyakit yang menyebabkan kormobiditas ketika terjadi COVID-19,” jelas Budi.
Gangguan kesehatan/penyakit akibat pencemaran udara menyebabkan penyakit akut, yaitu infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
BBM RON 88 dan 90 masih setara dengan BBM Euro-2. Dalam hal ini, kandungan sulfur masih berada di atas 500 ppm.
- Kado Lebaran dari Pertamina: Harga BBM Non-Subsidi Turun Mulai Hari Ini 29 Maret 2025
- Kado Idulfitri Pertamina Turunkan Harga BBM Jenis Ini
- Waka MPR Eddy Soeparno Tekankan Transisi Harus Menguatkan Ketahanan Energi Nasional
- Mudik Nyaman Bersama Pertamina: Layanan 24 Jam, Motoris dan Fasilitas Lengkap
- Polresta Bandung Sidak SPBU Nagreg, Pastikan Takaran BBM Akurat saat Arus Mudik
- Wamen ESDM dan Pertamina Patra Niaga Pastikan Distribusi Energi Aman di Sumbar