BBM RON Rendah Sangat Berisiko Bagi Mesin Kendaraan
jpnn.com, JAKARTA - Ahli motor bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Iman K. Reksowardojo menyoroti penggunaan bahan bakar minyak (BBM) RON rendah yang sangat berisiko bagi mesin.
Mulai dari menurunkan performa/unjuk kerja (daya, efisensi), memburuknya emisi gas buang, kendaraan bermotor, membuat mesin mengelitik (knocking), bahkan sampai risiko terburuk yaitu ruang bakar berlubang.
“Knocking inilah yang harus dihindari karena bisa merusak mesin, membuat piston berlubang, dan menurunkan efisiensi dan menaikan emisi gas buang,” kata Iman.
Secara termodinamika, knocking terjadi karena BBM RON rendah tidak tahan terhadap tekanan atau temperatur tinggi. Akibatnya, BBM bisa terbakar sebelum waktunya dinyalakan oleh api dari busi.
“Dan pembakaran yang terjadi bukan dari busi itulah yang disebut knocking. Kondisi ini yang terjadi pada BBM RON rendah, dan sangat merusak mesin karena temperatur dan tekanan yang sangat tinggi," serunya.
Hal itulah, lanjut Iman, yang membedakan dengan BBM RON tinggi, 92 ke atas. BBM RON tinggi tersebut tahan terhadap temperatur dan tekanan tinggi, untuk tidak menyala dengan sendirinya.
“Pembakaran yang terjadi hanya dari berasal api busi, bukan karena temperatur dan tekanan yang tinggi yang berasal bukan dari busi,” seru Iman.
Semakin tinggi angka oktan, yang dicerminkan dari RON BBM, akan semakin baik pula kualitas BBM.
Semakin tinggi angka oktan, yang dicerminkan dari RON BBM, maka akan semakin baik pula kualitas BBM.
- Fuel-Marking SICPA Solusi Efektif Deteksi Kebocoran dalam Bisnis BBM
- Polda Maluku Ciduk Dua Tersangka Kasus Penimbunan 3,4 Ton BBM di Ambon
- Penambahan Stok BBM di Ajang MotoGP Turut Menggerakkan Ekonomi Lokal
- Tambah Stok BBM Jelang MotoGP, Pertamina Jaga Citra Indonesia di Mata Dunia
- Pertamina dan Vale Indonesia Bersinergi, Dorong Dekarbonisasi Capai NZE
- Harga BBM Nonsubsidi Naik Turun, Pengamat: Masyarakat Jangan Galau