BBM Turun karena Rupiah Makin Kuat?
jpnn.com - JAKARTA - Harga BBM yang turun kian besar disebut-sebut karena terjadi tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Ekonom senior Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan, kondisi internal maupun eksternal saat ini memang sangat kondusif bagi penguatan rupiah.
"Banyak sentimen positif yang mendukung," ujarnya saat dihubungi kemarin (22/12).
Menurut Ryan, faktor internal dan eksternal itu memberi dampak jangka pendek hingga jangka panjang. Untuk penguatan menjelang akhir tahun ini, Ryan menyebut karena faktor hilangnya ketidakpastian setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga.
Langkah yang sudah diantisipasi itu membuat pelaku pasar lega.
Untuk jangka menengah, kata Ryan, rupiah akan mendapat angin dari perbaikan ekonomi pada awal 2016 seiring mulai terasanya dampak delapan paket kebijakan ekonomi yang sudah dirilis pemerintah maupun paket kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Hampir semua sepakat jika akselerasi pertumbuhan ekonomi 2016 akan lebih oke dibanding 2015," katanya.
Sementara itu, pada jangka panjang, penguatan rupiah terhadap dolar AS akan terbantu oleh berlakunya mata uang Tiongkok yuan atau renminbi sebagai mata uang internasional pada Oktober 2016 setelah masuk dalam special drawing rights (SDR) Dana Moneter Internasional (IMF).
Dalam beberapa hari terakhir, mayoritas mata uang global memang menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Namun, jika dibandingkan dengan mata uang lain, rupiah menunjukkan penguatan yang lebih signifikan.
JAKARTA - Harga BBM yang turun kian besar disebut-sebut karena terjadi tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Ekonom
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa