Bea Cukai Dampingi Ekspor Dua Produk Lokal dari Sulawesi dan Yogyakarta
jpnn.com, YOGYAKARTA - Bea Cukai konsisten memberikan pendampingan kepada pelaku industri dalam negeri untuk mengembangkan produknya hingga mampu bersaing secara global.
Bea Cukai juga berupaya memberikan pelayanan dan fasilitas. Hasilnya, Bea Cukai kembali berhasil melepas ekspor dua komoditas lokal unggulan ke pasar ekspor, yaitu dari Sulawesi dan Yogyakarta.
Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana mengatakan pihaknya terus mendukung industri dalam negeri dengan berbagai upaya. Menurut dia, bertumbuhnya industri diharapkan mampu membangkitkan ekonomi nasional yang sebelumnya sempat menurun karena pandemi Covid-19.
Bea Cukai Makassar bersama Kanwil Bea Cukai Sulbagsel melaksanakan pelepasan ekspor perdana produk unggulan Sulawesi Selatan, yaitu briket batok kelapa milik CV Coconut Internasional Indonesia ke Inggris (4/7).
Dalam ekspor perdana tersebut, CV Coconut Internasional Indonesia berhasil melepas briket batok kelapa 18 ton dengan nilai USD 23.040.
Hatta mengatakan CV Coconut Internasional Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan batok kelapa menjadi briket.
“Asistensi dari Bea Cukai Makassar menjadikan CV Coconut Internasional Indonesia mampu mengembangkan usahanya hingga menembus pasar Eropa,” ujar Hatta.
PT Dong Young Tress Indonesia melakukan ekspor 1 kontainer berisi 430 karton rambut palsu dengan berat bersih mencapai 2 ton ke Los Angeles, Amerika Serikat, pada Kamis (30/6). Nilai devisa ekspor rambut palsu tersebut mencapai 1,86 miliar rupiah.
Bea Cukai mendampingi Ekspor Dua Produk Lokal dari Sulawesi dan Yogyakarta
- Kadin Apresiasi Kebijakan Tarif PPN 12% Hanya untuk Barang dan Jasa Mewah
- Mantap! Produk Perikanan dari Ambon Makin jadi Primadona di Pasar Internasional
- Pemerintah Bakal Sediakan Rp 20 Triliun untuk UMKM hingga PMI
- 5 Strategi Bisnis BNI Menghadapi Tantangan Perekonomian 2025
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Meraih Peluang Ekonomi di Tahun 2025