Bea Cukai Kediri dan BBKP Surabaya Musnahkan 1,5 Ton Sawi Putih
jpnn.com, KEDIRI - Sinergi antara Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya bersama Bea Cukai Kediri memusnahkan 1,5 ton benih sawi putih senilai Rp1,2 miliar yang berasal dari Korea Selatan, Kamis (16/7).
Pemusnahan bibit itu untuk mencegah potensi penyebaran penyakit tumbuhan ke wilayah Indonesia.
Pemusnahan dilakukan karena di dalam benih sawi putih tersebut terkandung bakteri kategori golongan A1 atau belum pernah ditemukan di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium BBKP Surabaya, ditemukan bakteri Pseudomonas Viridiflava dan kategori A2 Pseudomonas Chicorii pada benih sawi putih.
Kepala BBKP Surabaya, Musyaffak menjelaskan, bakteri Pseudomonas Chicorii pada benih sawi putih bisa menjadi ancaman serius bagi pertanian di Indonesia, khususnya tanaman hortikultura.
“Setiap komoditas luar yang akan masuk ke dalam negeri harus lulus uji terlebih dahulu. Tekait benih sawi putih ini, menurutnya, sejumlah persyaratan pemasukan benih sawi putih asal negara ginseng ke Indonesia telah dipenuhi,” jelas Musyaffak.
Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Bea Cukai Kediri Widodo Wiji Mulyono menjelaskan, beberapa syarat pemasukan benih sawi putih impor itu antara lain memiliki dokumen lengkap sesuai yang dipersyaratkan seperti sertifikasi kesehatan Phytosanitary Certificate.
“Selain itu, benih sawi putih harus mengantongi Surat Izin Pemasukan dari Menteri Pertanian dan wajib bebas dari hama penyakit tumbuhan,” ungkapnya.
BBKP Surabaya dan Bea Cukai Kediri memusnahkan 1,5 ton benih sawi putih senilai Rp1,2 miliar.
- Bea Cukai Bogor Raih Penghargaan dari Menkeu Sri Mulyani, Budi Harjanto: Penyemangat bagi Kami
- Bea Cukai Berikan Izin Fasilitas Kawasan Berikat untuk Perusahaan Ini
- Beri Efek Jera, Bea Cukai Nanga Badau Musnahkan Barang Hasil Penindakan Selama 2 Tahun
- Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat untuk PT Super Optics Jakarta Indonesia
- Bea Cukai Dorong Petumbuhan UMKM Lewat Asistensi dan Pembinaan
- Bea Cukai Lepas Ekspor Kacang Tunggak & Aneka Olahan Ikan ke Belanda