Bea Cukai Semarang Terus Dukung Peningkatan Ekspor Lewat Berbagai Fasilitas Kepabeanan

jpnn.com, SEMARANG - Bea Cukai Semarang terus mendukung peningkatan ekspor melalui berbagai fasilitas kepabeanan yang tersedia, salah satunya kawasan berikat.
Fasilitas ini memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam mengembangkan ekspornya, seperti penangguhan bea masuk serta pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Kepala Bea Cukai Semarang Bier Budy Kismulyanto mengungkapkan dengan fasilitas tersebut, perusahaan dapat memproduksi dan mendistribusikan barangnya ke pasar internasional secara lebih efisien.
"Hal ini tentu meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah global,” ujar Bier.
Manfaat fasilitas kepabeanan tersebut turut dirasakan PT Golden Rich Toys Indonesia, perusahaan yang beroperasi di kawasan berikat Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang sukses mengekspor produknya ke Amerika Serikat.
Dalam pengiriman yang dilakukan pada Kamis (6/2) lalu, sebanyak 11.958 unit produk anak-anak, termasuk paddlin pups dan kickboard, telah diberangkatkan ke pasar global.
PT Golden Rich Toys Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Tiongkok yang bergerak di bidang pengolahan kain polyester dan fabric menjadi berbagai produk, terutama mainan air (pool toys), yang seluruhnya ditujukan untuk pasar ekspor.
Perusahaan tersebut saat ini telah menyerap sekitar 300 tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
Bea Cukai Semarang terus mendukung peningkatan ekspor melalui berbagai fasilitas kepabeanan yang tersedia
- 33 Tahun Ada, Tupperware Resmi Hengkang dari Aktivitas Bisnis Indonesia
- Top! TASPEN Berhasil Masuk Jajaran Tempat Kerja Terbaik di Indonesia versi LinkedIn
- Bea Cukai Medan Dorong 4 UMKM Binaan Tembus Pasar Internasional
- Ini Langkah Strategis Bea Cukai Memperkuat Peran UMKM dan IKM dalam Ekosistem Ekspor
- Bea Cukai Musnahkan Barang Tak Layak Edar Senilai Rp 563,8 Juta, Ada Makanan Hewan
- IKM Binaan Bea Cukai Bekasi Sukses Ekspor 4,7 Ton Komoditas Pertanian ke Jepang